Rabu, 05 Agustus 2009

Asrama Impian Asrama Harapan

Ayunan langah kakiku semakin cepat seakan amplitudo ayunannya sudah mencapai titik maksimum. Akhirnya hentakan kaki pun telah mencapai kantor satpam asrama mahasiswa UI. Senyuman kemenangan dari pak satpam seolah menghapus bulir keringatku yang bercucuran melawan derasnya gravitasi.” Assalamualaikum pak”,sapa ku. ”wa’alaikum salam dek” jawab beliau. ”Dari mana kok agaknya capek banget?”. ”dari kampus pak”, jawabku.

Aku pun langsung menuju ke mushola asrama untuk sholat maghrib. Mushola asrama kami sangat asri dan sejuk. Tidak hanya itu, jamaahnya pun sangat banyak, terutama jika telah tiba waktu sholat maghrib, isya, dan shubuh. Ketika sholat shubuh kami bersaing untuk menempati shaf-shaf terdepan menyambut untaian do’a malaikat dan senyuman bidadari surga. Aku pun teringat perkataan seorang pemimpin Yahudi,”umat islam tidak akan pernah mengalahkan kami, Bangsa Yahudi, sebelum jamaah sholat shubuh mereka sama dengan sholat jum’at.” Sekiranya pemimpin Yahudi tersebut menyaksikan keadaan kami di asrama tentu ia akan menarik ucapannya tersebut.

Sholat maghrib telah ku laksanakan, sekarang saatnya untuk mengisi kebutuhan jasmani. sungguh sangat dzolim diri ini jika tidak memperhatikan alunan nada yang bersenandung diperut. Aku pun langsung menuju ke kantin asrama, piring telah ku ambil dan nasi bersambut lauk pun turut menghiasi piring, semakin menambah lezatnya makanan ini,” maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kau dustakan”.

Keadaan kantin yang damai dan tertib, semakin memacu gelora semangatku dalam mengarungi langkah-langkah harapan ini. Kantin asrama kami sangat enak dipandang dan menyejukan mata. laki-laki dan wanita nya tidak bercampur baur, pakaian anak-anaknya sangat sopan dan tidak mempertontonkan aurat. Pernah suatu hari teman ku dari STAN( Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) berkunjung ke tempatku, ketika ku ajak makan dikantin ia pernah mengatakan.” ini asrama mahasiswa UI apa pesantren sih???”. aku hanya bisa tersenyum malu mendengar celotehannya. Memang sangat aneh bagi orang-orang luar ketika berkunjung ke asrama ini. Di tengah hedonisme dan budaya matrealistis yang melanda kampus kami ternyata terdapat maket masyarakat madani di asrama mahasiswanya.

Sebagai mahasiswa intelektual muda kami pun tidak diragukan lagi akan kemampuan di bidang akademik, baik itu ilmu eksak, sosial, maupun humaniora. Namun kami sadar bahwa apa yang kami punya selama ini tidak akan pernah membawa kami munuju ke jannah-NYA, jika kami tidak mengimbanginya dengan pengetahuan syar’i. Berkenaan dengan itu maka di asrama kami setiap malam minggu diadakan kajian-kajian keislaman yang pengisinya sudah tidak diragukan lagi kapabilitasnya. Pada minggu pertama ada kajian tentang akidah, minggu kedua tentang amalah, minggu ketiga tentang akhlak, minggu keempat tentang syirah nabawiyah.

Ehm.. oh ya hampir lupa kalau tadi lagi makan. Setelah perut terisi aku pun langsung menuju ke kamar. Di setiap jalan-jalan menuju ke kamarku tampak di kiri-kanan terdapat tausyiah dari hadist rasulallah dan kata-kata mutiara penuh semangat dari para sahabat salafus shalih. Suara teman-teman yang merdu dengan lantunan tilawah di kamar masing-masing semakin menambah madani keadaan asrama ini. Senyuman, sapa, salam, sopan, dan santun menjadi moto kehidupan kami di sini. Dahulu ketika pertama kali aku menginjakkan kakiku di sini keadaannya sungguh sangat memprihatinkan. Namun sekarang harapan untuk menjadikan asrama mahasiswa UI yang beradat ( bersih, rapih, agamis, damai, dan tertib) telah teruwujud. Augh... aku terjatuh dari tempat tidur, masya ALLAH ternyata hanya mimpi to’.
Although its only dream but its will be real next time insya ALLAH